Jumat, 18 Maret 2011

Lima Alasan Wanita Harus Menonton Piala Dunia


İmage


Ajang sepak bola sedunia sudah memasuki babak final, tapi Anda, wanita, masih enggan menontonnya dan sedikit memaki karena kehilangan perhatian dari pasangan? Ikuti lima alasan berikut yang dapat mengubah pendirian Anda.


Piala Dunia Ajang Pemerataan Global

Saat dunia berputar, yang berkuasa tidak jauh-jauh dari Negara maju, sedangkan Negara berkembang selalu menjadi anak bawang. Tanpa menimbulkan sentimen, piala dunia adalah ajang paling sportif yang menawarkan tempat untuk berkuasa tanpa pandang asal, selama tim tersebut memang terbukti layak mendapatkan tempat. Banyak orang yang menjagokan tim underdog (tidak diunggulkan), dan dalam piala dunia sekarang terbukti “menyalak” keras membuat gentar lawan, seperti, Paraguay, Uruguay, dan Ghana. Segala hal yang mustahil terjadi di piala dunia!


Piala Dunia Perkumpulan Semua Bangsa

Kapan lagi Anda melihat bangsa-bangsa di seluruh dunia tumpah ruah dalam satu kesempatan? Tidak ada sekat yang kaya atau miskin, terpandang atau orang biasa, dan menghilangkan sekat rasialisme.Sungguh asyik melihat bangsa Eropa membawa kebiasaan angkat bir berbaur bersama bangsa Afrika menawarkan makanan khas lokal. Ditambah selebriti macam Leonardo Di Caprio bisa Anda lihat duduk manis di tribun.


Piala Dunia Membuahkan Istilah Baru

Piala dunia kali ini yang diadakan di Afrika Selatan memomulerkan satu hal, Vuvuzuela. Alat musik tiup yang tidak pernah ketinggalan meramaikan pertandingan ini sedang dirumuskan sebagai kosakata baru.


Piala Dunia Menghasilkan Kreativitas

Berapa banyak produsen yang berlomba-lomba memasang iklan di piala dunia? Tidak terhitung, dan mereka bersedia merogoh kocek dalam untuk menghasilkan iklan yang paling atraktif. Biasanya produsen alat olahraga akan bersaing dengan iklan yang akan memanjakan kita, seperti Nike dan Adidas.


Piala Dunia Mengajarkan Etika

Semangat sportivitas, kolektivitas, dan saling menghormati, sangat kental dalam piala dunia. Kita bisa melihat drama paling menggugah kala peluit wasit berbunyi menandakan pertandingan usai. Tim yang kalah sedih tapi dengan besar hati menjabat tim lawan, begitu pula tim yang menang tidak larut dalam kegembiraan, tapi menghormati lawan dengan saling berjabat tangan. Kita akan terlena dengan suguhan yang menyentuh kemanusiaan kita, bertanding, melawan emosi, dan akhirnya saling menghargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar