Selasa, 22 Maret 2011

8 Topik Sensitif Menjelang Pernikahan

[Image: Ucg8vzpUhz.jpg]



PERNIKAHAN membutuhkan banyak persiapan. Tak heran jika seringkali muncul perdebatan di antara kedua belah pihak. Dalam bukunya berjudul “True Partners: A Workbook for Building a Lasting Intimate Relationship”, Tina B. Tessina mengatakan bahwa perdebatan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah pernikahan. Pokok perdebatan biasanya menyangkut topik sensitif pada masa mendatang.


Keluarga


Daftar undangan keluarga pasangan makim lama makin panjang. Di sisi lain, dana yang dikucurkan tak bertambah. Tessina mengatakan, argumen tipe ini adalah prototipe permasalahan finansial pada masa mendatang.

Sarannya, cobalah untuk melihatnya dengan cara bisnis. Katakan pada pasangan Anda, “Ini adalah daftar undangan dari pihak keluarga kamu beserta anggaran dananya. Ini adalah daftar undangan keluargaku beserta data anggarannya. Maukah keluarga kamu mengeluarkan dana lebih?”.


Keterlibatan pengantin pria


Sepertinya pasangan tidak peduli pada acara pernikahannya. Kok bisa? Tessina mengatakan bahwa umumnya pria tak terlalu memusingkan masalah desain dan dekorasi. Jangan putus asa ketika ia tak terlibat dalam hal penataan acara pernikahan.

Pastikan bahwa tak ada masalah mendasar yang menjadi penyebabnya. Sebaiknya Anda mencari sebenarnya ia lebih tertarik untuk mengurus apa.


Uang

Anda menghabiskan banyak dana untuk gaun pengantin dan perawatan tubuh. Sementara ia ingin menyisihkan dana untuk berbulan madu ke luar negeri. Untuk masalah klasik ini, sebaiknya Anda berdua sama-sama duduk dan berpikir rasional. Mengapa Anda mengeluarkan banyak dana untuk busana pengantin?

Penggunaan uang sebaiknya seimbang dan untuk kepentingan kedua pihak. Setidaknya bulan madu adalah hal yang sama-sama dinikmati kedua pihak.


Adat dan tradisi

Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Mengapa pasangan tak mau berusaha untuk mengerti tradisi di keluarga?”, akan kerap muncul. Jika hal ini sering terjadi, sebaiknya pastikan si calon suami mengerti apa yang diharapkan darinya. Disarankan untuk mengajaknya berdiskusi mengenai adat pernikahan yang ingin dijalankan.


Estetika

Awalnya, Anda ingin pasangan lebih terlibat dalam perencanaan pesta resepsi. Namun tiba-tiba, ia menjadi sangat pemilih dan memikirkan segalanya. Anda berdua perlu membicarakan wilayah kekuasaan dan siapa yang memegang keputusan akhir perencanaan acara pernikahan. Putuskan mana yang menjadi prioritas.

Adalah hal yang baik jika masing-masing saling belajar bagaimana memprioritaskan, bernegosiasi, dan berkompromi dengan pasangan.


Perfeksionis berlebihan

Pernah mendengar istilah bridezilla? Ini adalah sebuah julukan untuk seseorang yang bersikap seperti orang yang sangat terobsesi pada acara pernikahannya. Kadang bridezilla berlebihan dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan pernikahannya.

Tentu Anda ingin hari pernikahan berlangsung indah dan menarik. Namun, jangan sampai Anda mengorbankan hubungan dengan si dia.


Perjanjian pranikah

Mungkin pertanyaan yang muncul adalah, “Mengapa ia sangat ingin menyusun rencana perceraian padahal pernikahannya saja belum dimulai?”. Jangan langsung berpikir negatif. Jika Anda pikir-pikir kembali, perjanjian pranikah bisa menjadi aset yang besar.

Topik ini adalah sebuah diskusi esensial mengenai masalah finansial sebelum masing-masing memutuskan untuk berkomitmen. Hal ini juga menyangkut masalah emosional, yang seringkali berhubungan dengan kepercayaan, komitmen, dan keteguhan satu sama lain.


Masa lalu

Bagaimana dengan mantan kekasihnya? Apakah harus diundang? Cobalah bersikap dewasa. Anda sudah memenangi pertarungan ini. Ia sudah memilih Anda sebagai pendamping hidupnya. Anda perlu berdiskusi dengan pasangan mengenai kehadiran sang mantan.





Referensi : okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar